Senin, 12 Mei 2014

perkembangan pergerakan kebangsaan indonesia


Selain perjuangan-perjuangan yang terjadi di beberapa daerah, pada abad ke-19 timbul semangat nasionalisme yang saat itu berkembang di beberapa negara jajahan. Nasionalisme yang terjadi pada saat penjajahan, menimbulkan berbagai kekerasan dalam bentuk perang untuk menentang penjajah. Sehingga beberapa daerah di Indonesia yang dipimpin oleh tokoh-tokohnya satu per satu melakukan perlawanan. Karena itu, atas jasa-jasanya kita perlu menghormati dan mengenangnya. Mereka itu adalah pejuang tangguh yang dianugerahi gelar pahlawan nasional oleh pemerintah Indonesia.
1. Lahirnya Nasionalisme di Beberapa Negara Asia-Afrika
Nasionalisme yang terjadi di Indonesia sebelumnya diawali dengan terjadinya nasionalisme bangsa-bangsa di Asia-Afrika. Seperti nasionalisme Jepang, Cina, India, Filipina, dan Mesir, yang pada intinya rasa nasionalime itu muncul dengan faktorfaktor sebagai berikut.Kenangan kejayaan bangsa-bangsa Asia-Afrika pada masa lampau, seperti kita ketahui bahwa hampir semua wilayah di Asia dan Afrika yang terjajah saat itu adalah pusat peradaban tua di dunia.
Adanya penderitaan akibat penjajahan yang kejam.Munculnya golongan terpelajar atau cendikiawan yang secara langsung atau tidak langsung ternyata memperoleh pendidikan dalam berbagai bidang dari para penjajah, termasuk pendidikan politik.Pengaruh dari perang di Asia yang dimenangkan oleh Jepang atas Rusia tahun 1905.Kemajuan dalam bidang politik, seperti munculnya kelompok- kelompok partai politik, bidang ekonomi dan sosial budaya yang semakin banyak mengetahui adanya persamaan derajat dan martabat umat manusia di seluruh dunia.Gerakan nasionalisme Asia-Afrika ini merupakan reaksi terhadap kaum imperialisme barat, yang terbagi atas dua macam gerakan reaksi, yaitu:
1.       Zelotisme, yaitu reaksi atau sikap menutup pintu wilayah mereka dari kekuasaan asing. Atau dengan kata lain dikenal dengan isolasi dan perlawanan pasif.
2.       Herodianisme, yaitu reaksi dengan taktis yang cerdik dengan cara mengikuti dan menyadap informasi sebagai pengetahuan sebagai bekal untuk menindas para penjajah.

2 Pertumbuhan dan Perkembangan Nasionalisme di Indonesia
Gerakan nasionalisme bangsa-bangsa Asia-Afrika sangat berpengaruh terhadap pergerakan nasionalisme Indonesia.
 Belanda hanya memerhatikan kepentingan bangsanya sendiri dan mengeruk keuntungan dari wilayah Indonesia. Untuk menambah keyakinan dan kepastian bahwa masyarakat Indonesia berjuang keras menentang penjajah keadaan seperti itu boleh dikatakan sebagai Kebangkitan Nasional, artinya bangunnya seluruh kemampuan bangsa Indonesia untuk merdeka, dengan beberapa alasan utama sebagai berikut.
Penindasan yang dilakukan oleh penjajah Belanda, seperti diperlakukannya program tanam paksa yang banyak merugikan para petani dan pemilik lahan.
Adanya pendidikan luar negeri yang diterima oleh sebagian bangsa Indonesia, baik yang belajar dari negeri barat maupun negeri timur. Adapun jenis-jenis sekolah yang berperan dalam perkembangan pendidikan masyarakat Indonesia saat penjajahan Belanda antara lain: 1) ELS (Europeesch Lagere School) atau HIS (HollandschIndische School) selama waktu 7 tahun sebagai pendidikan tingkat dasar, 2) Sekolah Lanjutan HBS (Hogere BurgerSchool) dan AMS (Algmenene Middelbare School) yang sekarang Dominasi ekonomi kaum Timur Asing terutama Cina, yang saat itu oleh Belanda diberi keleluasaan dalam menguasai bidang perdagangan.
·         Diberlakukannya politik Etis yang merupakan politik balas jasa dari Belanda kepada Indonesia yang dicetus kan oleh Van de Venter, isinya dikenal dengan Trias Vandeventer yaitu irigasi, migrasi dan edukasi.
·         Ketidakpuasan dengan dibentuknya suatu sistem kehidupan diskriminasi. Bangsa Indonesia sebagai pribumi diposisikan sebagai golongan kelas tiga paling bawah setelah orang Eropa dan Timur Asing.
·         Nasionalisme di Indonesia mengalami kemajuan sangat pesat saat organisasi Budi Utomo diakui secara resmi oleh pemerintah Belanda pada tahun 1908. Adapun tahapan nasionalisme yangberjalan di Indonesia sampai mencapai kemerdekaannya adalah sebagai berikut.
·         Nasionalisme sosial dan kebudayaan (1900–1912), di orientasikan pada perbaikan dan perkembangan sistem kehidupan masyarakat pribumi.
·         Nasionalisme politik (1912–1921), mengarahkan pen duduk Indonesia untuk mengerti akan politik dan saat itu banyak didirikan partai politik.
·         Nasionalisme militan (1921–1926), diketengahkan setelah bangsa Indonesia mengerti politik dan per juangan organisasinya yang dilandasi dengan semangat militansi yang tinggi.
·         Nasionalisme politik radikal (1926–1933), menyadar kan segala macam aktivitas partai politik dan organisasi yang berkembang dengan sifat non kooperatif.
·         Nasionalisme moderat (1933–1941), dikembang kannya sikap kebijakan partai untuk mengambil keputusan yang matang.
·         Nasionalisme pendudukan Jepang (1942–1945), merupa kan tindakan terakhir yang membawa dampak terhadap kemerdekaan Indonesia.

3. Organisasi-Organisasi Pergerakan Nasional di Indonesia
Munculnya organisasi-organisasi yang membawa pada pergerakan nasionalisme Indonesia latar belakangnya ternyata terlahir dari berbagai golongan.

a. Budi Utomo
Latar belakang munculnya organisasi Budi Utomo karena adanya kondisi kehidupan yang sangat memprihatinkan. Namun sejak diberlakukannya politik etis, ternyata mendatangkan dampak positif terhadap perkembangan pendidikan penduduk pribumi. Hanya di lain pihak para pelajar Indonesia ini mengalami kesulitan dalam memperoleh dana. Hal ini mengundang keprihatinan dr. Wahidin Sudirohusodo untuk berusaha mengumpulkan dana dengan melakukan propaganda keliling
 Pulau Jawa. Ide itu lalu diterima oleh dr. Sutomo yang saat itu sedang belajar di Stovia. Akhirnya, pada 20 Mei 1908, Sutomo dan rekan-rekannya berhasil mendirikan sebuah organisasi di Jakarta yang bernama Budi Utomo. Sehingga sampai sekarang tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional.

Sutomo dan kawan-kawan memperkenalkan cara-cara organisasi modern yang mengarah kepada kesadaran pribumi untuk memegang teguh paham dan ideologinya. Dari sanalah muncul perubahan-perubahan sosial dan politik pada masyarakat pribumi. Kemunculan organisasi Budi Utomo mengakibatkan tanggapan dan reaksi dari Belanda.
 Menurut sebagian golongan, Budi Utomo merupakan gerakan renaissance budaya Indonesia. Golongan terutama kaum priyayi dengan kelas sosial yang tinggi kurang setuju dengan adanya Budi Utomo, karena mereka khawatir kehadirannya akan mengganggu dan mengubah status mereka saat itu. Akhirnya, golongan priayi ini (regent bond) membentuk organisasi di Semarang pada tahun yang sama dengan nama Setia Mulia. Tetapi beberapa kelompok lain seperti para bupati ternyata sangat mendukung kehadiran Budi Utomo.

Kongres Budi Utomo dilaksanakan pada 3-5 Oktober 1908. Dalam perjuangannya, Budi Utomo memiliki dua prinsip, yaitu prinsip yang diwakili oleh golongan muda yang cenderung menangani masalah politik dalam menghadapi pemerintah kolonial, dan prinsip kedua yang diwakili oleh golongan tua dengan arahan dan perjuangan melalui sosial budaya.

b. Sarekat Islam
Pada awalnya, Sarekat Islam (SI) hanyalah sebuah perkumpulan para pedagang yang diberi nama Sarekat Dagang Islam yang dipelopori oleh K.H. Samanhudi, seorang pengusaha batik dari kampung Lawean (Kolo).
 Pada tahun 1912 Sarekat Dagang Islam diubah menjadi Sarekat Islam di bawah pimpinan H.U.S. Cokroaminoto dengan beranggotakan semua kalangan masyarakat yang beragam Islam. Kegiatan Sarekat Islam menjadi terfokus pada masalah-masalah keagamaan dengan segala bukti nyatanya. Namun, tujuan utama Sarekat Islam tetap yaitu mengembangkan ekonomi Islam seperti yang dikemukakan oleh Haji Umar Said Cokroaminoto pada rapat besar di kebun binatang Surabaya pada 26 Januari tahun 1913. Pemerintah Belanda merasa khawatir karena dianggapnya SI dapat membahayakan kedudukan pemerintah Belanda, apalagi setelah keanggotaan SI semakin luas dan besar serta berhasil mengadakan Kongres Nasional.

Kongres Nasional I diselenggarakan di Jakarta dengan dihadiri oleh 360.000 anggota dan masih H.U.S. Cokroaminoto yang terpilih sebagai pimpinan SI. Sebelum Kongres Nasional tahunan yang kedua (1917), muncul aliran revolusioner yang dipimpin oleh Samaun. Pada tahun 1918 dalam kongres ketiga pengaruh Samaun yang hanya sebagai Ketua SI Lokal Semarang semakin menjalar dalam organisasi SI secara keseluruhan (CSI = Central Sarekat Islam). Rupanya dengan hadirnya, aliran revolusioner merupakan awal perpecahan dalam organisasi SI.

c. Indische Partij
Organisasi politik Indische Partij ini didirikan oleh Ernest Eugene Francois Douwes Dekker
 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtoYqmmmYSeyC4RJUOw4nt6c1-TcjYYaLs50cVVmFshwx6DTsDMWEEdwxMYN177NRs5qdnjak0d7IpDzolggshvnMPAEapZ-fO1g6q-lFHMQUOMALT2uJ6iuyAl4JBWp19mWNtP9Ycob3Y/s1600/tiga_serangkai.jpg
(Dr. Danudirja Setia Budhi), dr. Cipto Mangunkusumo , dan Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara) yang dikenal dengan nama “Tiga Serangkai”, pada 25 Desember 1912 di Bandung. Perhimpunan ini termasuk organisasi yang memiliki keistimewaan,anggaran dasarnya dijadikan sebagai peletak dasar politik Indonesia sebagai organisasi campuran antara orang Indo dengan pribumi. Namun karena prinsipnya yang sangat radikal dalam mengiginkan Indonesia merdeka, maka pemerintah Belanda sangat menentang dan hati-hati untuk berhubungan dengan Indische Partij. Pada 4 Maret 1913 perhimpunan ini ditutup dan dianggap sebagai organisasi terlarang. Ketiga tokohnya diasingkan ke Belanda. Namun Cipto Mangunkusumo dikembalikan karena sakit, dan pada tahun 1919 Setia Budhi dan Suwardi Suryaningrat juga dikembalikan.

d. Muhamadiyah
Organisasi ini didirikan di Yogyakarta pada 18 November 1912, di bawah pimpinan K.H. Ahmad Dahlan. Tujuan pendirian Muhamadiyah adalah sebagai tanggapan atas dasar saran Budi Utomo dengan maksud memberi pelajaran agama kepada anggotanya, sehingga kelompok Muhamadiyah di katakan sebagai organisasi agama yang modern. Pelaksanaan program kerjanya dimulai dengan mendirikan sekolah yang berlandaskan agama, panti asuhan, panti jompo dan fakir miskin serta balai pengobatan dan rumah sakit. Perkumpulan ini tetap berpusat di Yogyakarta.

Pada 20 Desember 1912, Muhamadiyah meng nginkan organisasinya memiliki badan hukum dan ternyata di kabulkan oleh gubernur jenderal yang memerintah pada saat itu, dengan dikeluarkannya Govermen Besluit (SK) nomor 81 tanggal 22 Agustus 1914. Ternyata setelah Muhamadiyah berbadan hukum, perkumpulan sejenis
 muncul di beberapa wilayah di Indonesia, terutama di sekitar pesantren-pesantren yang sering mengadakan perkumpulan (tablig). Atas persetujuan pemerintah Belanda, Muhamadiyah berhak mendirikan cabang di semua wilayah. Peranan Muhamadiyah sangat besar dalam mempersiapkan perlawanan terhadap dominasi asing.

e. Gerakan Pemuda Seluruh Indonesia
Titik api yang bersinar dari gerakan Budi Utomo, ternyata membawa dampak dan respons yang baik dari seluruh pemuda yang ada di Indonesia. Hal ini terbukti dengan bermunculannya perhimpunan gerakan-gerakan pemuda di Indonesia. Pada tahun 1914 berdiri Perkumpulan Pasundan yang bertujuan untuk mempertinggi derajat kesopanan, kecerdasan dan mem perluas kesempatan kerja, dengan beberapa pimpinan seperti R. Kosasih Surakusumah, R. Otto Kusumah dan Jayadiningrat. Kemudian orang-orang Ambon yang bertempat tinggal di Jawa membentuk perkumpulan Sarekat Ambon di bawah pimpinan A.J. Patty yang ingin mempersiapkan pemerintah yang berparlemen.

Namun, karena gerakannya yang radikal, A.J. Patty dibuang ke Bangka. Pada 16 Agustus 1927, di Jakarta dibentuk Organisasi Persatuan Minahasa di bawah pimpinan dr. Tumbelaka dan Sam Ratulangi. Berdiri pula Sarekat Celebes akibat dari adanya kesalahpahaman. Selain itu, banyak pula berdiri kumpulan pemuda seperti Sarekat Madura, Perserikatan Timor, dan Sarekat Sumatra.

f. Organisasi Kepanduan
Pada awalnya, organisasi kepanduan hanya menghimpun kelompok pemuda yang gemar melakukan kegiatan olahraga. Organisasi kepanduan yang pertama kali berdiri adalah Javaansche Padvinders Organisatie (JPO) yang berkedudukan di Solo, berdiri pada tahun 1916. Di kalangan anak-anak keturunan Eropa juga berdiri organisasi Neda Indische Padvinders Vereeninging (NIPV) tahun 1917. Setelah melewati tahun 1920, organisasi kepanduan ini semakin berkembang dan mengikuti perkembangan paham nasionalisme, maka bermunculan puluhan organisasi sejenis, seperti Sarekat Islam Afdeling Pandu (SIAP), Hizbul Wathon, dan Pandu Pemuda Sumatra.
 Akhirnya, muncul Kepanduan Rakyat Indonesia (KRI), hanya karena dicurigai oleh pemerintah Belanda, KRI dilarang untuk berkumpul dan melakukan kegiatan.

g. Taman Siswa
Setelah dipulangkan ke Indonesia Suwardi Suryaningrat atau dikenal dengan sebutan Ki Hajar Dewantara, masih tetap memiliki keinginan untuk memajukan bangsanya. Hingga pada tahun 1922, ia mendirikan perguruan Taman Siswa. Taman Siswa ini lahir dengan tujuan untuk memperbaiki sistem pendidikan secara kultural yang dapat diselenggarakan dengan baik. Bahkan organisasi ini menjadi tonggak untuk penataan pengembangan pen didikan nasional. Keistimewaan dari Taman Siswa ialah pelaksanaan kepemimpinan dalam organisasi yang demokratis, danmengutamakan kepentingan rakyat.
Taman Siswa memiliki pedoman sebagai berikut.
“Ing ngarso sing tulodo, Ing madya mangun karso, Tut wuri handayani”
Pedoman tersebut dapat diartikan sebagai prinsip seorang pemimpin. Jika di depan dia harus menjadi teladan, jika di tengah dia harus mampu membangun dan di belakang dia harus mampu memberi soko atau dukungan yang baik. 
 h. Partai Komunis Indonesia
Cikal bakal lahirnya Partai Komunis Indonesia yaitu terjadinya perpecahan Sarekat Islam. Dengan hadirnya golongan revolusioner yang membentuk SI Merah ternyata berdampak terhadap berkembangnya pemikiran sosialis pada suatu organisasi atau perkumpulan. Bersamaan dengan hal itu, muncul pula lahirnya Marxisme Belanda di bawah pimpinan Sneevliet dan didukung oleh tokoh dari Indonesai yaitu Samaun.
 PKI ini adalah salah satu organisasi politik yang radikal, sehingga keberadaannya dilarang oleh pemerintah Belanda. Namun secara diam-diam dan ilegal Samaun, Darsono, dan Alin tetap menjalankan aktivitas politik bahkan sempat mendirikan Partai Republik Indonesia (PARI).

i. Gerakan Wanita
Pelopor yang mendukung adanya keikutsertaan wanita dalam berjuang merebut kemerdekaan ialah Raden Ajeng Kartini. Idealisme yang disebut dengan gerakan emansipasi wanita itu tumbuh karena Kartini hidup di kalangan bangsawan. Ia sering memerhatikan tentang budaya barat dengan sungguh-sungguh.
 Pada awalnya, organisasi kewanitaan yang diselenggarakan Kartini hanyalah sebatas pendidikan kecakapan wanita sebagai ibu rumah tangga, tetapi itu hanya terjadi sebelum tahun 1920. Setelah Kartini memeloporinya, muncul organisasi wanita yang membekali bahwa wanita itu memiliki hak yang sama dalam berbagai kehidupan, seperti Organisasi Putri Mardika, serta sekolah-sekolah wanita yang lain.

Di daerah Pasundan ada tokoh yang bernama Raden Dewi Sartika yang menyelenggarakan Sekolah Kautamaan Istri, hampir di semua kabupaten di Jawa Barat. Kemudian, di Yogyakarta berdiri pula organisasi kewanitaan yang bernama Sopa Tresna, yang kemudian menjadi bagian dari organisasi Muhamadiyah dan namanya menjadi Aisyiyah. Di Sumatra berdiri Organisasi Keutamaan Istri Minangkabau dan Kerajinan Amal Setia. Ternyata setelah tahun 1920, perkumpulan wanita ini muncul menjadi organisasi sosial yang lebih luas. Seperti di Minahasa, didirikan organisasi De Gorontalosche Muhamedaansche Vroumen Vereeinging, yang merupakan tonggak untuk lahirnya organisasi wanita yang membantu dalam gerakan kebangkitan nasional.

j. Partai Nasional Indonesia
Pada awal tahun 1927 berdiri sebuah perkumpulan yang bernama Partai Nasional Indonesia (PNI) yang didirikan oleh Ir. Soekarno. Meski arahannya pada situasi politik, namun beberapa pengikutnya seperti Mohammad Hatta tetap menekankan pada aspek pendidikan. Pada 4 Juli 1927, kelompok nasionalis mengadakan perkumpulan di Bandung yang bertujuan untuk mendukung berdirinya PNI.

Tujuan dari PNI yang sebenarnya adalah ingin mencapai Indonesia merdeka. Di bawah pimpinan Bung Karno (sebutan untuk Ir. Soekarno), kemajuan PNI semakin bertambah pesat. Keberadaan PNI tidak disetujui oleh pemerintah Belanda, sehingga tersiar kabar bahwa PNI sebagai provokator yang akan melakukan pemberontakan pada tahun 1930. Pemimpin-pemimpin PNI termasuk Bung Karno ditangkap oleh Belanda pada 24 Desember 1929, kemudian perkaranya diserahkan ke pengadilan.
 Meski Bung Karno mendapatkan pembelaan, namun keputusan menjatuhkan hukuman terhadap Bung Karno selama 4 tahun. Hukuman tersebut diartikan oleh seluruh pengikut nasionalis bahwa siapa yang bertindak seperti Bung Karno takut dikategorikan sebagai kejahatan politik, maka demi keselamatan pada tahun 1931 pengurus-pengurus PNI secara berangsur membubarkan diri.

k. Partai Indonesia (Partindo)
Karena PNI telah dinyatakan sebagai partai terlarang, maka tokoh-tokoh nasionalis membentuk panitia untuk mendirikan partai baru. Di bawah pimpinan Sartono, pada 1 Mei 1931 diumumkanlah berdirinya perkumpulan baru yang dinamakan dengan Partai Indonesia. Partai ini masih merupakan kelanjutan dari PNI, agar diharapkan para anggota PNI yang telah bubar masuk menjadi anggota Partindo. Tujuan Partindo adalah untuk mncapai kemerdekaan Indonesia. Meski Bung Karno belum menjadi anggota Partindo, namun ia pernah melakukan pidato dalam kongres Partindo di Jakarta pada 15-17 Mei 1932. Setelah Bung Karno menjadi anggota, jabatannya sebagai ketua cabang Partindo di Bandung dan ternyata berpengaruh besar terhadap jumlah anggota Partindo yang terus meningkat. Dan akibatnya kembali terjadi pengawasan pemerintah Belanda yang sangat ketat. Sampai berpuncak pada penangkapan Bung Karno untuk kedua kalinya dan kemudian dibuang ke Ende pada 1 Agustus 1933. Sejak saat itu, kembali pergerakan partai politik dipersempit, dan larangan pun mulai datang dari pemerintah. Akhirnya, Partindo membubarkan diri pada 18 November 1936.


sumber:
1.       buku sejarah intra

2.       google

sejarah tembok china

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiw6tM8tUZ5dpsTAQoTZEo2HGppQrQyZWkY82v1LhgM11y9ToR1QVYF5B616W8i4UuTfmEDGoHv314WWKTihfOnPTVM6CgtkjtFkUZ1k9DxKFUD8vios1aA4c3o2zVIzoIZ0g2ox3Ggvz8/s320/Tembok_China.jpg tembok-besar-cina.jpg
Jika Anda datang ke Negeri China atau disebut juga dengan Negeri tirai bambu, tidak lengkap rasanya jika Anda tidak mengunjungi tembok china, yang merupakan tembok yang membentang sepanjang 7.000 kilometer di perbukitan China. Dari tembok tersebut memiliki nilai sejarah hidup manusia di era kerajaan China dan menjadikannya sebagai tujuh keajaiban dunia.
Dibalik seni yang begitu indah, tembok China memiliki nilai sejarah yang luar biasa, dan tembok ini merupakan salah satu dari tujuh ke ajaiban dunia. Pada zaman masa kerajaan China, tembok ini digunakan sebagai benteng pertahanan militer kuno yang menghabiskan waktu atau masa pembangunan yang sangat lama dengan ukuran paling besar di dunia. Tembok China terlihat megah melintang mulai dari bagian barat sampai ke bagian timur Cina dengan panjang 7.000 kilometer!.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnaAxwaM6bFfI50TcDfpKwVkkGVrfq2glIRDvhk-FmRzGn1kl5319EEOlqOaEtMyEOq-iWqGBSVC_zv0TfAik4Nq4nxTKdd1rAZocHSiH5oF9iNc13p7FEkGwjQ4TT0vGFc26k8bezYqw/s320/tembokchina.jpghttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5n7lJ3Awn-h2MZ_DpirCxJ74eSPc1bQccBArZyacooSUcMpZ_-1neKnrOi0xe1eUZE8Z-63BSSQXhMEKf3-dLJ0qJiA4MjwLkNk-BDvH1ThN8UyjTEs1eLtUKrsrxAE2xlOIHC3bs5SE/s320/sejarah_tembok_china.jpg
Sejarah Pembangunan Tembok China di sepanjang Danau Great Wall dapat dicari sampai abad ke 9 Sebelum Masehi. Pada masa itu pemerintah di bagian tengah China menyambung benteng dan menara api menjadi satu tembok yang panjang. Sambungan tersebut merupakan tempat penjagaan tentara di perbatasan dengan tujuan untuk lebih mudah mengetahui adanya serangan etnis tertentu yang datang dari bagian utara Cina.
Pada masa pemimpin Chunqiu, antara kerajaan memang sangat sering berperang. Dan Negara atau kerajaan bagian yang dipimpin pangeran semata-mata demi keamanan, lalu berturut-turut membangun tembok besar sebagai benteng pertahanan diatas bukit dan gunung yang terletak di daerah perbatasan.
Pada tahun 221 SM, Kaisar Qinshihuang mengeluarkan perintah, tembok-tembok yang telah dibangun oleh berbagai negara bagian disambung menjadi satu tembok besar, dan berfungsi sebagai kubu pertahanan untuk mempertahankan serangan pasukan kavaleri etnis nomadik di padang rumput Mongolia yang terletak di Cina Utara.
Pada masa itu Tekbom China memiliki panjang mencapai 5.000 kilometer lebih, dan pada masa pemerintaha dinasti Qin, tembok China kembali diperpanjang sampai mencapai 10.000 kilometer lebih. Dalam catatan sejarah pembangunan tembok china, telah menghabiskan waktu selama lebih dari 2000 tahun dengan berganti pengusa di berbagai zaman yang tidak pernah berhenti dalam membangun tembok tersebut hingga mencapai total panjangnya mencapai 50.000 kilometer. Ini merupakan ukuran panjang yang cukup untuk mengitari bumi satu kali lebih.
Great-wall-of-China.jpg
Tembok China yang kita lihat dibangun sekitar pada zaman Dinasti Ming yang berkuasa antara tahun 1368 sampai 1644. Sementara ujung baratnya berpangkal pada benteng Jiau yang terletak di Propinsi Gansu, Cina Barat, sedangkan ujung timur terletak di pinggir Sungai Yalu yang terletak di propinsi Liaoning, Cina Timur. Terhitung dari barat sampai ke timur, tembok china telah melewati 9 provinsi, kota dan daerah otonomi sepanjang 7.300 kilometer, dan sama dengan 14 ribu li China.
Sementara itu "Tembok besar tersebut disebut sebagai tembok panjang 10 ribu li di Cina," di ungkapkan oleh Li Wuhan, yang berperan sebagai pemandu wisata sebuah biro perjalanan di Beijing. Dengan demikian, tidak cukup satu hari untuk kita menjalani panjangnya Tembok China.
Sebagai benteng pertahanan, tembok china dibangun mengikuti arahnya puncak pergunungan. Topografi yang dilintasi sangat rumit dan rawan. Untuk menyesuiakan diri dengan berbagai topografi, pelaksanaan pembangunan tembok china menerapkan struktur yang luar biasa dan berbeda-beda. Semuanya menunjukkan kecerdasan nenek moyang bangsa Cina tentunya.
 tembok-china.jpg
Tembok China yang berliku-liku memanjang dan menyusuri puncak pegunungan hampir mustahil untuk ditaklukkan oleh musuh pada zaman dahulu. Karena gunung dan lereng yang terjal menjadi kendala untuk bisa dilewati.
Menurut Li sebagai pemandu wisata di Beijing, di tubuh tembok besar dibangun dengan batu besar berbaur dengan tanah dan batu pecahan, dengan ketingian tembok mencapai 10 meter dan lebar 5 meter, yang diperkirakan cukup untuk 4 ekor kuda yang ditunggangi pasukan perang berpatroli berdampingan.
Dengan adanya benteng tersebut, tentara sangat mudah untuk melakukan manuver serta mengangkut bahan pangan dan senjata. Pada sisi dalam tembok telah dilengkapi dengan pintu dan tangga untuk naik turun.
Tembok china dibangun dengan benteng atau menara api pada setiap bagian. Pada masing-masing menara api itu, Anda dapat menyaksikan pemandangan alam yang begitu indah. Sementara itu, liku-liku anak tembok menjadikannya bentuk yang unik yang dapat kita saksikan.
Pada masanya, didalam menara api tersimpan senjata dan bahan pangan. Seluruh menara api akan dinyalakan bila musuh datang, sehingga kabar tersebut langsung disampaikan ke seluruh negeri dalam waktu yang sangat singkat.
Selain tempat penyimpanan berbagai keperluan, benteng dan menara api yang terdapat ditembok China juga difungsikan sebagai tempat istirahat bagi prajurit pada waktu damai, sekaligus kubu pertahanan untuk menangkis serangan musuh pada waktu berperang. Jika Anda berjalan di tembok China, Anda dapat menggunakan menara api tersebut sebagai tempat melepaskan lelah setelah berjalan sekian kilometer menapaki anak tangga.
Bagian penting tembok China adalah lintasan strategis antara celah gunung, dan perbatasan gunung biasanya dibangun loteng gerbang itu tidak hanya tampak megah, akan tetapi mencerminkan seni arsitektur yang cemerlang pada zaman China Kuno.
Kini sebagian loteng gerbang tersebut telah berubah, dan dijadikan sebagai obyek wisata, seperti loteng gerbang Shanhaiguan, yang terletak diujung timur, dan dijuluki sebagai Loteng gerbang nomor satu China. Sementara Loteng Gerbang Juyongguan Sektor Badaling terletak di sekitar Beijing. Ditempat ini, para wisatawan dapat menikmati udara segar dengan pegunungan yang indah sambil mencicipi jajanan Cina di cafe yang telah disediakan.
Selain dari pada itu, wisatawan dapat menyewa busana kaisar untuk foto-foto dengan latar belakang kelokan anak tangga Tembok Besar. Untuk sekali menyewa busana tersebut, Anda dikenakan biaya sebesar 10 yuan, dan jika dirupiahkan berkisar Rp. 1.100 per 1 yuan.
Tidak hanya bisa menyewa busana dan berfoto-foto, namun Anda juga dapat membeli cendera mata khas China yang banyak dijual di Tembok China, dengan kisaran harga antara 5 sampai 75 yuan, yakni, mulai dari gantungan kunci, lukisan miniatur tembok China, dan topi serta berbagai cendera mata yang dapat Anda jadikan sebagai kenang-kenangan.
Fungsi tembok China yang dulunya sebagai kubu pertahanan militer kini sudah tidak terlihat lagi, dan yang dapat anda nikmati adalah keindahan arsitekturnya yang tetap masih melekat dan membuat Anda terkagum-kagum. Keindahan tembok tersebut tercermin pada kemegahannya, kekuatan, dan kebesaran serta tata letaknya diatas gunung. Bagaimana kejauhan mata Anda memandang, maka akan terlihat sejauh lekukan tembok china masih terlihat, bagaikan naga besar yang menggeliat menyusuri pegunungan.
Kini tembok china telah menjadi tempat wisata dunia, dan merupakan hasil jerih payah yang dilengkapi dengan sejuta sejarah nenek moyang rakyat China pada zaman kuno. Jika Anda melihat dari jarak dekat, tembok tersebut penuh dengan daya tarik seni arsitektur yang beraneka ragam. Mungkin kita semua tidak dapat membayangkan, bagaimana bisa membangun tembok tersebut, sementara pada masanya belum dilengkapi dengan alat berat seperti zaman sekarang ini.
Setelah Anda melangkah kaki menaiki anak tangga dan melewati beberapa benteng dan menara api, Anda bisa dapatkan sertifikat atau hero card, yang dapat Anda jadikan sebagai sebagai bukti bahwasanya Anda telah mampu dan berhasil menapaki tembok China. Untuk mendapatkan sertifikat Anda dikenakan biaya sebesar 15 Yuan, dan untuk mendapatkan Hero Card, Anda harus membayar sebesar 40 Yuan.

Begitu Anda melangkah di gerbang masuk, Anda akan terlintas dipikiran, inilah keajaiban dunia, dan selanjutnya Anda akan menikmati kemegahan dan keindahan di sekeliling alam tembok besar Cina, yang dapat Anda jadikan sebagai pengalaman yang sangat mengasyikan. Kini tembok China sudah menjadi simbol kebanggaan bangsa Cina. Pada tahun 1987 silam, Tembok Besar China dicantumkan dalam daftar warisan dunia oleh PBB.

pemberontakan yang pernah terjadi di indonesia

Pemberontakan yang pernah terjadi di Indonesia
Pasca Proklamasi Kemerdekaan, perjuangan bangsa Indonesia belum selesai dan sangat berat. Mengapa? Sebab kita menghadapi dua musuh dalam perjuangan. Di satu sisi harus berjuang mem-pertahankan kemerdekaan Sementara disisi lain harus menghadapi tindakan makar dari gerakan separatis.

Apa saja gerakan sparatis di Indonesia?

A. Pemberontakan PKI di Madiun Tahun 1948
http://img195.imageshack.us/img195/2373/komunis.jpg
Membahas tentang pemberontakan PKI di Madiun tidak bisa lepas dari jatuhnya kabinet Amir Syarifuddin tahun 1948. Mengapa kabinet Amir jatuh? Jatuhnya kabinet Amir disebabkan oleh kegagalannya dalam Perundingan Renville yang sangat merugikan Indonesia. Untuk merebut kembali kedudukannya,pada tanggal 28 Juni 1948 Amir Syarifuddin membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR) Untuk memperkuat basis massa, FDR membentuk organisasi kaum petani dan buruh. Selain itu dengan memancing bentrokan dengan menghasut buruh. Puncaknya ketika terjadi pemogokan di pabrik karung Delanggu (Jawa Tengah) pada tanggal 5 Juli 1959. Pada tanggal 11 Agustus 1948, Musso tiba dari Moskow. Amir dan FDR segera bergabung dengan Musso. Untuk memperkuat organisasi, maka disusunlah doktrin bagi PKI. Doktrin itu bernama Jalan Baru. PKI banyak melakukan kekacauan, terutama di Surakarta.
Oleh PKI daerah Surakarta dijadikan daerah kacau (wildwest). Sementara Madiun dijadikan basis gerilya. Pada tanggal 18 September 1948, Musso memproklamasikan berdirinya pemerintahan Soviet di Indonesia. Tujuannya untuk meruntuhkan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan menggantinya dengan negara komunis. Pada waktu yang bersamaan, gerakan PKI dapat merebut tempat-tempat penting di Madiun. Untuk menumpas pemberontakan PKI, pemerintah melancarkan operasi militer. Dalam hal ini peran Divisi Siliwangi cukup besar. Di samping itu, Panglima Besar Jenderal Soedirman memerintahkan Kolonel Gatot Subroto di Jawa Tengah dan Kolonel Sungkono di Jawa Timur untuk mengerahkan pasukannya menumpas pemberontakan PKI di Madiun. Dengan dukungan rakyat di berbagai tempat, pada tanggal 30 September 1948, kota Madiun berhasil direbut kembali oleh tentara Republik. Pada akhirnya tokoh-tokoh PKI seperti Aidit dan Lukman melarikan diri ke Cina dan Vietnam. Sementara itu, tanggal 31 Oktober 1948 Musso tewas ditembak. Sekitar 300 orang ditangkap oleh pasukan Siliwangi pada tanggal 1 Desember 1948 di daerah Purwodadi, Jawa Tengah.
Dengan ditumpasnya pemberontakan PKI di Madiun, maka selamatlah bangsa dan negara Indonesia dari rongrongan dan ancaman kaum komunis yang bertentangan dengan ideologi Pancasila. Penumpasan pemberontakan PKI dilakukan oleh bangsa Indonesia sendiri, tanpa bantuan apa pun dan dari siapa pun. Dalam kondisi bangsa yang begitu sulit itu, ternyata RI sanggup menumpas pemberontakan yang relatif besar oleh golongan komunis dalam waktu singkat.
B. Pemberontakan Darul Islam (DI) dan Tentara Islam Indonesia (TII)
(DI/TII Kartosuwiryo di Jawa Barat)

Description: http://img824.imageshack.us/img824/9464/92795565.jpg
Berdasarkan Perundingan Renville, kekuatan militer Republik Indonesia harus meninggalkan wilayah Jawa Barat yang dikuasai Belanda. TNI harus mengungsi ke daerah Jawa Tengah yang dikuasai Republik Indonesia. Tidak semua komponen bangsa menaati isi Perjanjian Renville yang dirasakan sangat merugikan bangsa Indonesia. Salah satunya adalah S.M. Kartosuwiryo beserta para pendukungnya. Pada tanggal 7 Agustus 1949, Kartosuwiryo memproklamasikan berdirinya Negara Islam Indonesia (NII). Tentara dan pendukungnya disebut Tentara Islam Indonesia (TII). Gerakan Darul Islam yang didirikan oleh Kartosuwiryo mempunyai pengaruh yang cukup luas. Pengaruhnya sampai ke Aceh yang dipimpin Daud Beureueh, Jawa Tengah (Brebes, Tegal) yang dipimpin Amir Fatah dan Kyai Somolangu (Kebumen), Kalimantan Selatan dipimpin Ibnu Hajar, dan Sulawesi Selatan dengan tokohnya Kahar Muzakar.
C. Pemberontakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI)
Description: http://img9.imageshack.us/img9/581/mnatsir1.jpg
Munculnya pemberontakan PRRI diawali dari ketidakharmonisan hubungan pemerintah daerah dan pusat. Daerah kecewa terhadap pemerintah pusat yang dianggap tidak adil dalam alokasi dana pembangunan. Kekecewaan tersebut diwujudkan dengan pembentukan dewan-dewan daerah seperti berikut.
a. Dewan Banteng di Sumatra Barat yang dipimpin oleh Letkol Ahmad Husein.
b. Dewan Gajah di Sumatra Utara yang dipimpin oleh Kolonel Maludin Simbolan.
c. Dewan Garuda di Sumatra Selatan yang dipimpin oleh Letkol Barlian.
d. Dewan Manguni di Sulawesi Utara yang dipimpin oleh Kolonel Ventje Sumual.
Tanggal 10 Februari 1958 Ahmad Husein menuntut agar Kabinet Djuanda mengundurkan diri dalam waktu 5 x 24 jam, dan menyerahkan mandatnya kepada presiden. Tuntutan tersebut jelas ditolak pemerintah pusat. Setelah menerima ultimatum, maka pemerintah bertindak tegas dengan memecat secara tidak hormat Ahmad Hussein, Simbolon, Zulkifli Lubis, dan Dahlan Djambek yang memimpin gerakan sparatis. Langkah berikutnya tanggal 12 Februari 1958 KSAD A.H. Nasution membekukan Kodam Sumatra Tengah dan selanjutnya menempatkan langsung di bawah KSAD.
Pada tanggal 15 Februari 1958 Achmad Hussein memproklamasikan berdirinya Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI). Sebagai perdana menterinya adalah Mr. Syafruddin Prawiranegara.
D. Pemberontakan Permesta
Description: http://img215.imageshack.us/img215/7761/permesta3ppermestakolek.jpg
Proklamasi PRRI ternyata mendapat dukungan dari Indonesia bagian Timur. Tanggal 17 Februari 1958 Somba memutuskan hubungan dengan pemerintah pusat dan mendukung PRRI. Gerakannya dikenal dengan Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta). Gerakan ini jelas melawan pemerintah pusat dan menentang tentara sehingga harus ditumpas. Untuk menumpas gerakan Permesta, pemerintah melancarkan operasi militer beberapa kali. Berikut ini operasi-operasi militer tersebut.
a. Komando operasi Merdeka yang dipimpin oleh Letkol Rukminto Hendraningrat.
b. Operasi Saptamarga I dipimpin Letkol Sumarsono, menumpas Permesta di Sulawesi Utara bagian Tengah.
c. Operasi Saptamarga II dipimpin Letkol Agus Prasmono dengan sasaran Sulawesi Utara bagian Selatan.
d. Operasi Saptamarga III dipimpin Letkol Magenda dengan sasaran kepulauan sebelah Utara Manado.
e. Operasi Saptamarga IV dipimpin Letkol Rukminto Hendraningrat, menumpas Permesta di Sulawesi Utara.
f. Operasi Mena I dipimpin Letkol Pieters dengan sasaran Jailolo.
g. Operasi Mena II dipimpin Letkol Hunholz untuk merebut lapangan udara Morotai.
Ternyata Gerakan Permesta mendapat dukungan asing, terbukti dengan ditembak jatuhnya pesawat yang dikemudikan oleh Alan Pope warga negara Amerika Serikat tanggal 18 Mei 1958 di atas Ambon. Meskipun demikian, pemberontakan Permesta dapat dilumpuhkan sekitar bulan Agustus 1958, walaupun sisa-sisanya masih ada sampai tahun 1961.
E. Gerakan Aceh Merdeka (GAM)
Description: http://img33.imageshack.us/img33/3573/img1210200876381.gif
http://img801.imageshack.us/img801/128/islamicclubsfreeacehmov.gif
adalah sebuah organisasi (yang dianggap separatis) yang memiliki tujuan supaya daerah Aceh atau yang sekarang secara resmi disebut Nanggroe Aceh Darussalam lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Konflik antara pemerintah dan GAM yang diakibatkan perbedaan keinginan ini telah berlangsung sejak tahun 1976 dan menyebabkan jatuhnya hampir sekitar 15.000 jiwa. Gerakan ini juga dikenal dengan nama Aceh Sumatra National Liberation Front (ASNLF). GAM dipimpin oleh Hasan di Tiro yang sekarang bermukim di Swedia dan berkewarganegaraan Swedia.
Pada 27 Februari 2005, pihak GAM dan pemerintah memulai tahap perundingan di Vantaa, Finlandia. Mantan presiden Finlandia Marti Ahtisaari berperan sebagai fasilitator.
Pada 17 Juli 2005, setelah perundingan selama 25 hari, tim perunding Indonesia berhasil mencapai kesepakatan damai dengan GAM di Vantaa, Helsinki, Finlandia. Penandatanganan nota kesepakatan damai dilangsungkan pada 15 Agustus 2005. Proses perdamaian selanjutnya dipantau oleh sebuah tim yang bernama Aceh Monitoring Mission (AMM) yang beranggotakan lima negara ASEAN dan beberapa negara yang tergabung dalam Uni Eropa. Di antara poin pentingnya adalah bahwa pemerintah Indonesia akan turut memfasilitasi pembentukan partai politik lokal di Aceh dan pemberian amnesti bagi anggota GAM.
Seluruh senjata GAM yang mencapai 840 pucuk selesai diserahkan kepada AMM pada 19 Desember 2005. Kemudian pada 27 Desember, GAM melalui juru bicara militernya, Sofyan Daud, menyatakan bahwa sayap militer mereka telah dibubarkan secara formal.
F. Gerakan Separatis Tragedi Nasional G 30 S/PKI Tahun 1965
http://img705.imageshack.us/img705/9656/1255749060l.jpg
DN. Aidit
Doktrin Nasakom yang dikembangkan oleh Presiden Soekarno memberi keleluasaan PKI untuk memperluas pengaruh. Usaha PKI untuk mencari pengaruh didukung oleh kondisi ekonomi bangsa yang semakin memprihatinkan. Dengan adanya nasakomisasi tersebut, PKI menjadi salah satu kekuatan yang penting pada masa Demokrasi Terpimpin bersama Presiden Soekarno dan Angkatan Darat. Pada akhir tahun 1963, PKI melancarkan sebuah gerakan yang disebut “aksi sepihak”. Para petani dan buruh, dibantu para kader PKI, mengambil alih tanah penduduk, melakukan aksi demonstrasi dan pemogokan. Untuk melancarkan kudeta, maka PKI membentuk Biro Khusus yang diketuai oleh Syam Kamaruzaman. Biro Khusus tersebut mempunyai tugas-tugas berikut.
a. Menyebarluaskan pengaruh dan ideologi PKI ke dalam tubuh ABRI.
b. Mengusahakan agar setiap anggota ABRI yang telah bersedia menjadi anggota PKI dan telah disumpah dapat membina anggota ABRI lainnya.
c. Mendata dan mencatat para anggota ABRI yang telah dibina atau menjadi pengikut PKI agar sewaktu-waktu dapat dimanfaatkan untuk kepentingannya.
Memasuki tahun 1965 pertentangan antara PKI dengan Angkatan Darat semakin meningkat. D.N. Aidit sebagai pemimpin PKI beserta Biro Khususnya, mulai meletakkan siasat-siasat untuk melawan komando puncak AD. Berikut ini siasat-siasat yang ditempuh oleh Biro Khusus PKI.
a. Memojokkan dan mencemarkan komando AD dengan tuduhan terlibat dalam persekongkolan (konspirasi) menentang RI, karena bekerja sama dengan Inggris dan Amerika Serikat.
b. Menuduh komando puncak AD telah membentuk “Dewan Jenderal” yang tujuannya menggulingkan Presiden Soekarno.
c. Mengorganisir perwira militer yang tidak mendukung adanya “Dewan Jenderal”.
d. Mengisolir komando AD dari angkatan-angkatan lain.
e. Mengusulkan kepada pemerintah agar membentuk Angkatan Kelima yang terdiri dari para buruh dan petani yang dipersenjatai.
Ketegangan politik antara PKI dan TNI AD mencapai puncaknya setelah tanggal 30 September 1965 dini hari, atau awal tanggal 1 Oktober 1965. Pada saat itu terjadi penculikan dan pembunuhan terhadap para perwira Angkatan Darat.
G. Pemberontakan APRA (Angkatan Perang Ratu Adil), Andi Azis, dan Republik Maluku Selatan (RMS)
http://img803.imageshack.us/img803/9914/chrissoumokil.jpg
Dr. Soumokil
Pada masa pemerintahan RIS, muncul pemberontakan-pemberontakan yang mengguncang stabilitas politik dalam negeri. Pemberontakan-pemberontakan tersebut antara lain gerakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA), pemberontakan Andi Azis, dan Gerakan Republik Maluku Selatan (RMS).
H. Republik Maluku Selatan (RMS)
Republik Maluku Selatan (RMS) adalah daerah yang diproklamasikan merdeka pada 25 April 1950 dengan maksud untuk memisahkan diri dari Negara Indonesia Timur (saat itu Indonesia masih berupa Republik Indonesia Serikat). Namun oleh Pemerintah Pusat, RMS dianggap sebagai pemberontakan dan setelah misi damai gagal, maka RMS ditumpas tuntas pada November 1950. Sejak 1966 RMS berfungsi sebagai pemerintahan di pengasingan, Belanda.
Pada 25 April 1950 RMS hampir/nyaris diproklamasikan oleh orang-orang bekas prajurit KNIL dan pro-Belanda yang di antaranya adalah Dr. Chr.R.S. Soumokil bekas jaksa agung Negara Indonesia Timur yang kemudian ditunjuk sebagai Presiden, Ir. J.A. Manusama dan J.H. Manuhutu.
RMS di Belanda lalu menjadi pemerintahan di pengasingan. Pada 29 Juni 2007 beberapa pemuda Maluku mengibarkan bendera RMS di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhono pada hari keluarga nasional di Ambon. Pada 24 April 2008 John Watilette perdana menteri pemerintahan RMS di pengasingan Belanda berpendapat bahwa mendirikan republik merupakan sebuah mimpi di siang hari bolong dalam peringatan 58 tahun proklamasi kemerdekaan RMS yang dimuat pada harian Algemeen Dagblad yang menurunkan tulisan tentang antipati terhadap Jakarta menguat. Tujuan politik RMS sudah berlalu seiring dengan melemahnya keingingan memperjuangkan RMS ditambah tidak adanya donatur yang bersedia menyisihkan dananya, kini hubungan dengan Maluku hanya menyangkut soal sosial ekonomi. Perdana menteri RMS (bermimpi) tidak menutup kemungkinan Maluku akan menjadi daerah otonomi seperti Aceh Kendati tetap menekankan tujuan utama adalah meraih kemerdekaan penuh.
Pemimpin pertama RMS dalam pengasingan di Belanda adalah Prof. Johan Manusama, pemimpin kedua Frans Tutuhatunewa turun pada tanggal 25 april 2009. Kini John Wattilete adalah pemimpin RMS pengasingan di Belanda.
Di Belanda, Pemerintah RMS tetap menjalankan semua kebijakan Pemerintahan, seperti Sosial, Politik, Keamanan dan Luar Negeri. Komunikasi antara Pemerintah RMS di Belanda dengan para Menteri dan para Birokrat di Ambon berjalan lancar terkendali. Keadaan ini membuat pemerintahan Sukarno tkdak bisa berpangku tangan menyaksikan semua aktivitas rakyat Maluku, sehingga dikeluarkanlah perintah untuk menangkap seluruh pimpinan dengan semua jajarannya, sehingga pada akhirnya dinyatakanlah bahwa Pemerintah RMS yang berada di Belanda sebagai Pemerintah RMS dalam pengasingan Dengan bekal dokumentasi dan bukti perjuangan RMS, para pendukung RMS membentuk apa yang disebut Pemerintahan RMS di pengasingan.
Pemerintah Belanda mendukung kemerdekaan RMS, Namun di tahun 1978 terjadi peristiwa Wassenaar, dimana beberapa elemen pemerintahan RMS melakukan serangan kepada Pemerintah Belanda sebagai protes terhadap kebijakan Pemerintah Belanda. Oleh Press di Belanda dikatakanlah peristiwa itu sebagai teror yang dilakukan para aktifis RMS di Belanda. Ada yang mengatakan serangan ini disebabkan karena pemerintah Belanda menarik dukungan mereka terhadap RMS. Ada lagi yang menyatakan serangan teror ini dilakukan karena pendukung RMS frustasi, karena Belanda tidak dengan sepenuh hati memberikan dukungan sejak mula. Di antara kegiatan yang di lansir Press Belanda sabagai teror, adalah ketika di tahun 1978 kelompok RMS menyandera 70 warga sipil di gedung pemerintah Belanda di Assen-Wassenaar.
Selama tahun 70an, teror seperti ini dilakukan juga oleh beberapa kelompok sempalan RMS, seperti kelompok Komando Bunuh Diri Maluku Selatan yang dipercaya merupakan nama lain (atau setidaknya sekutu dekat) Pemuda Maluku Selatan Merdeka. Kelompok ini merebut sebuah kereta api dan menyandera 38 penumpangnya di tahun 1975. Ada juga kelompok sempalan yang tidak dikenal yang pada tahun 1977 menyandera 100 orang di sebuah sekolah dan di saat yang sama juga menyandera 50 orang di sebuah kereta api.
Pada saat Kerusuhan Ambon yang terjadi antara 1999-2004, RMS kembali mencoba memakai kesempatan untuk menggalang dukungan dengan upaya-upaya provokasi, dan bertindak dengan mengatas-namakan rakyat Maluku. Beberapa aktivis RMS telah ditangkap dan diadili atas tuduhan kegiatan-kegiatan teror yang dilakukan dalam masa itu, walaupun sampai sekarang tidak ada penjelasan resmi mengenai sebab dan aktor dibalik kerusuhan Ambon.
Pada tanggal 29 Juni 2007, beberapa elemen aktivis RMS berhasil menyusup masuk ke tengah upacara Hari Keluarga Nasional yang dihadiri oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, para pejabat dan tamu asing. Mereka menari tarian Cakalele seusai Gubernur Maluku menyampaikan sambutan. Para hadirin mengira tarian itu bagian dari upacara meskipun sebenarnya tidak ada dalam jadwal. Mulanya aparat membiarkan saja aksi ini, namun tiba-tiba para penari itu mengibarkan bendera RMS. Barulah aparat keamanan tersadar dan mengusir para penari keluar arena. Di luar arena para penari itu ditangkapi. Sebagian yang mencoba melarikan diri dipukuli untuk dilumpuhkan oleh aparat. Pada saat ini (30 Juni 2007) insiden ini sedang diselidiki. Beberapa hasil investigasi menunjukkan bahwa RMS masih eksis dan mempunyai Presiden Transisi bernama Simon Saiya. Beberapa elemen RMS yang dianggap penting ditahan di kantor Densus 88 Anti Teror.


I. Organisasi Papua Merdeka (OPM)
http://img714.imageshack.us/img714/2072/opmlogo.jpg
Organisasi Papua Merdeka (OPM) adalah sebuah gerakan nasionalis yang didirikan tahun 1965 yang bertujuan untuk mewujudkan kemerdekaan Papua bagian barat dari pemerintahan Indonesia. Sebelum era reformasi, provinsi yang sekarang terdiri atas Papua dan Papua Barat ini dipanggil dengan nama Irian Jaya. .
OPM merasa bahwa mereka tidak memiliki hubungan sejarah dengan bagian Indonesia yang lain maupun negara-negara Asia lainnya. Penyatuan wilayah ini ke dalam NKRI sejak tahun 1969 merupakan buah perjanjian antara Belanda dengan Indonesia dimana pihak Belanda menyerahkan wilayah tersebut yang selama ini dikuasainya kepada bekas jajahannya yang merdeka, Indonesia. Perjanjian tersebut oleh OPM dianggap sebagai penyerahan dari tangan satu penjajah kepada yang lain.
Pada tanggal 1 Juli 1971, Nicolaas Jouwe dan dua komandan OPM yang lain, Seth Jafeth Raemkorem dan Jacob Hendrik Prai menaikkan bendera Bintang Fajar dan memproklamasikan berdirinya Republik Papua Barat. Namun republik ini berumur pendek karena segera ditumpas oleh militer Indonesia dibawah perintah Presiden Soeharto.
Tahun 1982 Dewan Revolusioner OPM didirikan dimana tujuan dewan tersebut adalah untuk menggalang dukungan masyarakat internasional untuk mendukung kemerdekaan wilayah tersebut. Mereka mencari dukungan antara lain melalui PBB, GNB, Forum Pasifik Selatan, dan ASEAN
latar belakang pemerontakan biasanya diawali dari ketidakpuasan masyarakat daerah atas kebijakan pemerintah yang dirasa kurang adil. Oleh karena itu, saya berharap kepada pemerintah, agar lebih memperhatikan daerah2 yang yang selama ini “terabaikan” sehingga kedepannya tidak ada lagi pemberontakan terhadap pemerintah, karena nyawa rakyat indonesia lebih berharga daripada intrik-intrik poltik yang hanya menguntungkan sebagian orang yang berkuasa